Perfomaks Logo

Panduan Penggunaan Perfomaks

Pelajari langkah demi langkah bagaimana Admin, Manager, dan Employee memanfaatkan Perfomaks untuk mencapai target maksimal.

GENERALbest-practices

KPI Best Practices

Panduan lengkap cara membuat KPI yang efektif menggunakan SMART criteria, formula perhitungan, dan tips praktis untuk perusahaan Indonesia

KPI Best Practices

Panduan lengkap untuk membuat Key Performance Indicator (KPI) yang efektif dan terukur. Pelajari cara menggunakan SMART criteria, formula perhitungan, dan tips praktis untuk mengoptimalkan performa tim Anda.

Apa itu KPI yang Efektif?

KPI yang efektif adalah indikator yang:

  • Terukur - Bisa diukur dengan angka atau data objektif
  • Relevan - Berkaitan langsung dengan tujuan bisnis
  • Achievable - Target yang realistis dan bisa dicapai
  • Time-bound - Memiliki deadline yang jelas
  • Actionable - Memberikan insight untuk pengambilan keputusan

ℹ️ Info: KPI yang baik bukan hanya angka, tapi alat untuk mengarahkan tim menuju tujuan bisnis yang jelas.

SMART Criteria untuk KPI

SMART adalah framework yang paling umum digunakan untuk membuat KPI yang efektif:

S - Specific (Spesifik)

KPI harus jelas dan spesifik, tidak ambigu.

❌ Buruk:

  • "Meningkatkan penjualan"
  • "Meningkatkan kepuasan pelanggan"

✅ Baik:

  • "Meningkatkan penjualan produk A sebesar 20% di Q1 2024"
  • "Meningkatkan Net Promoter Score (NPS) dari 7 menjadi 9 dalam 6 bulan"
  1. Tentukan apa yang ingin diukur dengan jelas
  2. Hindari kata-kata yang ambigu seperti "lebih baik" atau "meningkat" tanpa angka
  3. Gunakan metrik yang spesifik dan terdefinisi

M - Measurable (Terukur)

KPI harus bisa diukur dengan data objektif.

❌ Buruk:

  • "Meningkatkan brand awareness"
  • "Meningkatkan engagement"

✅ Baik:

  • "Mencapai 10.000 impressions di media sosial per bulan"
  • "Mencapai engagement rate 5% di Instagram dengan minimal 500 likes per post"
  1. Pilih metrik yang bisa diukur dengan angka
  2. Gunakan tools atau sistem untuk tracking (seperti Perfomaks)
  3. Pastikan data bisa dikumpulkan secara konsisten

A - Achievable (Dapat Dicapai)

Target harus realistis berdasarkan kondisi saat ini.

❌ Buruk:

  • "Meningkatkan penjualan 500% dalam 1 bulan" (tidak realistis)
  • "Mencapai 100% customer satisfaction" (sulit dicapai)

✅ Baik:

  • "Meningkatkan penjualan 15% dari baseline bulan lalu"
  • "Mencapai customer satisfaction score 85% (dari 70% saat ini)"
  1. Analisis data historis untuk menentukan baseline
  2. Pertimbangkan resources dan constraints yang ada
  3. Set target yang challenging tapi achievable (biasanya 10-30% improvement)

R - Relevant (Relevan)

KPI harus relevan dengan tujuan bisnis dan role karyawan.

❌ Buruk:

  • KPI "Jumlah followers Instagram" untuk Sales Manager (tidak relevan)
  • KPI "Jumlah meeting" untuk Developer (tidak relevan dengan output)

✅ Baik:

  • KPI "Revenue dari new customers" untuk Sales Manager
  • KPI "Features delivered on time" untuk Developer
  1. Pastikan KPI berkaitan langsung dengan job description
  2. Align KPI dengan tujuan departemen dan perusahaan
  3. Hindari KPI yang tidak memberikan value untuk bisnis

T - Time-bound (Berbatas Waktu)

KPI harus memiliki deadline yang jelas.

❌ Buruk:

  • "Meningkatkan penjualan" (kapan?)
  • "Menyelesaikan project" (deadline tidak jelas)

✅ Baik:

  • "Meningkatkan penjualan 20% pada akhir Q1 2024"
  • "Menyelesaikan project X pada 31 Maret 2024"
  1. Tentukan periode yang jelas (Bulanan, Kuartalan, Tahunan)
  2. Set deadline yang spesifik (tanggal, bukan "segera")
  3. Pertimbangkan complexity dan resources untuk menentukan timeline

Formula Perhitungan KPI

Perfomaks mendukung berbagai formula perhitungan KPI. Pilih formula yang sesuai dengan jenis KPI Anda:

1. Higher is Better (Semakin Tinggi Semakin Baik)

Digunakan untuk KPI yang targetnya adalah maksimasi nilai.

Contoh:

  • Revenue
  • Customer Acquisition
  • User Engagement
  • Product Sales

Formula:

Score = (Realisasi / Target) × 100
Max Score = 100 (jika realisasi ≥ target)

Contoh Perhitungan:

  • Target: 100 unit
  • Realisasi: 120 unit
  • Score: (120 / 100) × 100 = 120% → capped at 100%

Formula Higher is Better Contoh perhitungan KPI dengan formula Higher is Better

2. Lower is Better (Semakin Rendah Semakin Baik)

Digunakan untuk KPI yang targetnya adalah minimasi nilai.

Contoh:

  • Error Rate
  • Customer Churn
  • Response Time
  • Cost per Acquisition

Formula:

Score = (Target / Realisasi) × 100
Max Score = 100 (jika realisasi ≤ target)

Contoh Perhitungan:

  • Target: 5% error rate
  • Realisasi: 3% error rate
  • Score: (5 / 3) × 100 = 166% → capped at 100%

Formula Lower is Better Contoh perhitungan KPI dengan formula Lower is Better

3. Hit/Miss (Binary)

Digunakan untuk KPI yang hasilnya hanya dua: tercapai atau tidak.

Contoh:

  • Project Completion
  • On-time Delivery
  • Compliance Check
  • Training Completion

Formula:

Score = 100 (jika tercapai)
Score = 0 (jika tidak tercapai)

Contoh Perhitungan:

  • Target: Project selesai sebelum deadline
  • Realisasi: Project selesai tepat waktu
  • Score: 100%

Formula Hit/Miss Contoh perhitungan KPI dengan formula Hit/Miss

4. Range Target (Target dalam Range)

Digunakan untuk KPI yang targetnya adalah nilai dalam range tertentu.

Contoh:

  • Budget Utilization (90-110%)
  • Inventory Level (80-120 units)
  • Response Time (2-5 seconds)

Formula:

Score = 100 (jika realisasi dalam range)
Score = 0 (jika realisasi di luar range)

Tips Praktis Membuat KPI

1. Mulai dari Tujuan Bisnis

  1. Identifikasi tujuan bisnis utama (revenue, growth, efficiency, dll)
  2. Break down menjadi tujuan departemen
  3. Break down menjadi tujuan individual
  4. Pastikan alignment dari top to bottom

2. Gunakan Kombinasi Leading & Lagging Indicators

Leading Indicators (Predictive):

  • Jumlah leads baru
  • Pipeline value
  • Training completion

Lagging Indicators (Result):

  • Revenue
  • Customer satisfaction
  • Profit margin

ℹ️ Info: Kombinasikan leading dan lagging indicators untuk mendapatkan gambaran lengkap. Leading indicators membantu prediksi, lagging indicators menunjukkan hasil.

3. Set Bobot yang Seimbang

Jika seorang karyawan memiliki multiple KPI, pastikan bobot total = 100%.

Contoh:

  • KPI 1: Revenue (Bobot: 50%)
  • KPI 2: Customer Satisfaction (Bobot: 30%)
  • KPI 3: Team Development (Bobot: 20%)
  • Total: 100%
  1. Prioritaskan KPI yang paling penting dengan bobot lebih besar
  2. Pastikan tidak ada KPI yang terlalu dominan (>70%)
  3. Balance antara quantitative dan qualitative KPI

4. Review dan Update Secara Berkala

  1. Review KPI setiap akhir periode (bulanan/kuartalan)
  2. Analisis apakah target terlalu mudah atau terlalu sulit
  3. Update target berdasarkan kondisi bisnis yang berubah
  4. Hapus KPI yang tidak relevan lagi

5. Komunikasikan dengan Jelas

  1. Jelaskan tujuan dan alasan KPI kepada karyawan
  2. Berikan konteks bagaimana KPI berkaitan dengan tujuan bisnis
  3. Jelaskan formula dan cara perhitungan
  4. Sediakan support dan resources yang diperlukan

Contoh KPI yang Baik vs Buruk

Contoh 1: Sales Manager

❌ Buruk:

  • "Meningkatkan penjualan"
  • "Lebih banyak customer"
  • "Bekerja lebih keras"

✅ Baik:

  • "Mencapai revenue Rp 500 juta dari new customers di Q1 2024" (Specific, Measurable, Time-bound)
  • "Mencapai conversion rate 25% dari qualified leads" (Measurable, Achievable)
  • "Mencapai customer retention rate 85% untuk existing customers" (Relevant, Measurable)

Contoh 2: Marketing Manager

❌ Buruk:

  • "Meningkatkan brand awareness"
  • "Lebih banyak engagement"
  • "Viral di media sosial"

✅ Baik:

  • "Mencapai 50.000 impressions di media sosial dengan engagement rate 5% per bulan"
  • "Mencapai 1.000 qualified leads dari campaign digital marketing di Q1 2024"
  • "Mencapai brand awareness score 70% berdasarkan survey (dari 50% baseline)"

Contoh 3: HR Manager

❌ Buruk:

  • "Meningkatkan kepuasan karyawan"
  • "Lebih sedikit turnover"
  • "Recruitment yang lebih baik"

✅ Baik:

  • "Mencapai Employee Satisfaction Score (ESS) 85% berdasarkan survey kuartalan"
  • "Mengurangi employee turnover rate dari 15% menjadi 10% dalam 6 bulan"
  • "Menyelesaikan recruitment untuk 10 posisi dalam waktu 30 hari per posisi"

Common Mistakes dalam Membuat KPI

1. Terlalu Banyak KPI

Masalah: Karyawan memiliki 10+ KPI, fokus terpecah.

Solusi: Fokus pada 3-5 KPI yang paling penting.

2. KPI Tidak Terukur

Masalah: "Meningkatkan kualitas" - tidak jelas bagaimana mengukurnya.

Solusi: Gunakan metrik yang spesifik dan terukur.

3. Target Tidak Realistis

Masalah: Target terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Solusi: Analisis data historis dan set target yang challenging tapi achievable.

4. KPI Tidak Relevan

Masalah: KPI tidak berkaitan dengan job description atau tujuan bisnis.

Solusi: Pastikan alignment dengan tujuan bisnis dan role.

5. Tidak Ada Review & Update

Masalah: KPI dibuat sekali dan tidak pernah di-review.

Solusi: Review secara berkala dan update sesuai kondisi bisnis.

Best Practices untuk Periode KPI

Bulanan

Cocok untuk:

  • KPI operasional (sales, production, customer service)
  • KPI yang perlu monitoring ketat
  • KPI dengan siklus pendek

Contoh:

  • Monthly revenue target
  • Customer service response time
  • Production output

Kuartalan

Cocok untuk:

  • KPI strategis (marketing campaigns, project milestones)
  • KPI yang memerlukan waktu untuk menunjukkan hasil
  • KPI dengan siklus menengah

Contoh:

  • Quarterly sales growth
  • Project completion milestones
  • Customer acquisition campaigns

Tahunan

Cocok untuk:

  • KPI strategis jangka panjang
  • KPI yang memerlukan waktu lama untuk menunjukkan hasil
  • KPI untuk evaluasi tahunan

Contoh:

  • Annual revenue target
  • Market share growth
  • Long-term strategic initiatives

Related Topics

💬Konsultasi via WhatsApp